Teknologi Pembangkit Listrik Panas Bumi
Dalam artikel di awalnya udah dijelaskan bagaimana proses terjadinya panas bumi yang seterusnya mampu dimanfaatkan sebagai sumber daya yang ramah lingkungan.
Dalam ulasan dibawah ini akan dijelaskan beberapa teknologi pembangkit panas bumi berbasis panas bumi.
Pembangkit yang digunakan untuk meng-konversi fluida geothermal menjadi tenaga listrik secara umum membawa komponen yang hampir sama dengan power plants lain yang bukan berbasis geothermal.
Yakni terdiri dari generator, turbin sebagai penggerak generator, heat exchanger, chiller, pompa dan sebagainya.
Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit panas bumi yang mengkonversi panas bumi menjadi sumber daya listrik, yakni dry steam, flash steam, dan binary cycle.
Ketiga macam teknologi ini dasarnya digunakan UNTUK keadaan yang berbeda-beda.
Dry Steam Power Plants
Pembangkit model ini adalah yang pertama kali ada. Pada model ini uap panas segera diarahkan ke turbin dan mengaktifkan generator untuk bekerja agar menghasilkan listrik.
Sisa panas yang singgah dari production dialirkan ulang ke di dalam reservoir melalui injection. Pembangkit model tertua ini per-tama kali digunakan di Lardarello, Italia, tahun 1904 dimana waktu ini tetap berguna sangat baik.
Di Amerika Serikat pun dry steam power tetap digunakan seperti yang tersedia di Geysers, California Utara.
Flash Steam Power Plants
Panas bumi yang berbentuk fluida seumpa air panas alam di atas suhu 1750 C mampu digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power Plants.
Fluida panas tersebut dialirkan kedalam tangki flash yang tekanannya lebih rendah supaya berjalan uap panas secara cepat. Uap panas yang disebut flash inilah yang menjalankan turbin untuk mengaktifkan generator dan kemudian menghasilkan listrik.
Sisa panas yang tidak terpakai masuk ulang ke reservoir melalui injection well. Contoh dari Flash Steam Power Plants adalah Cal-Energy Navy I flash geothermal power plants di Coso Geothermal field, California, USA.
Binary Cycle Power Plants
Menggunakan teknologi yang berlainan dengan kedua teknologi di awal, yakni dry steam dan flash steam. Pada BCPP air panas atau uap panas yang berasal dari sumur mengolah tidak pernah menyentuh turbin.
Air panas bumi digunakan untuk memanaskan apa yang disebut working fluid pada heat exchanger. Working fluid kemudian menjadi panas dan menghasilkan uap berbentuk flash.
Uap yang dihasilkan di heat exchanger tadi lalu dialirkan untuk memutar turbin dan seterusnya menjalankan generator untuk menghasilkan sumber daya listrik. Uap panas yang dihasilkan di heat exchanger inilah yang disebut sebagai secondaryfluid.
Binary Cycle Power Plants ini sebenarnya merupakan proses tertutup. Jadi tidak tersedia yang dilepaskan ke atmosfer.Keunggulan dari BCPP ialah mampu dioperasikan terhadap suhu rendah yakni 90-1750C.
Contoh penerapan teknologi model BCPP ini tersedia di Mammoth Pacific Binary Geothermal Power Plants di Casa Diablo geothermal field, USA.
Diperkirakan pembangkit listrik panas bumi BCPP akan makin lama banyak digunakan dimasa yang akan datang.
Khusus untuk PLTP binary cycle, BPPT udah merancang-bangun dan menguji prototype PLTP Binary Cycle kapasitas 2KW dengan menggunakan fluida hidrokarbon sebagai f1uida kerjanya.
Selain itu BPPT udah berencana kegiatan Pengembangan PLTP Skala Kecil 2010-2014 yang meliputi 2 kegiatan utama, yaitu, pengembangan PLTP Binary Cycle bersama dengan kapasitas 1 MW melalui tahapan prototipe 2KW dan pilot project 100KW.
Dan juga pengembangan PLTP teknologi condensing turbine bersama dengan kapasitas 2-5 MW (2011 dan 2013). (SF)